Halaman

Kamis, 21 Juli 2011

Dewa Petir Yang Gila

Dari Wakakapedia, ensiklopedia humor bebas berbahasa Indonesia.

Seorang biksu diperintah oleh raja untuk mendampingi sang pangeran ke hutan untuk berburu rusa.

Selama berburu bidikan panah sang pangeran selalu tidak mengenai sasaran, sang pangeran sangat geram dan tanpa ia sadari ia berkata kasar “bangsat bidikanku meleset!!”

“Husss!” kata si biksu

“Pangeran tidak boleh berkata kasar, apa pangeran tidak takut pada dewa petir yang selalu menghukum orang-orang yang berbicara kasar”.

“Persetan dengan dewa petir, pokoknya hari ini aku harus pulang dengan membawa hasil buruanku”. Jawab sang pangeran sambil membidik seekor rusa buruannya.

Tapi memang hari itu pangeran sedang sial, bidikannya meleset lagi dan tentunya sang pangeran makin marah “bangsat.. bidikanku meleset lagi”.

Sang biksu kembali menasehati sang pangeran, tapi kali ini dengan dibarengi ancaman “kalo sekali lagi pangeran bekata kotor maka saya tidak akan segan memohon pada dewa petir untuk menghukum pangeran” kata biksu yang mulai marah karena nasehatnya ngga digubris oleh sang pangeran.

Mendengar ancaman sang biksu, sang pangeran malah merasa tertantang “bangsat..bangsat…bangsat..bangsat.. Ayo, mana dewa petirmu..mana?”.

Sang biksupun lansung berdoa, meminta dewa petir untuk menghukum sang pangeran yang mulai lancang, dan tiba-tiba langit mendung… angin bertiup sangat kencang….. entah dari mana datangnya tiba-tiba

“DHUUUUAAAAAAARRR…AR….AR….AR” petir menyambar, tapi aneh.. petir itu menyambar sang biksu, padahal ia sama sekali nggak pernah berkata kasar.

Sang pangeran berdiri disamping mayat biksu yang gosong karena tersambar petir, dan bertanya pada dewa petir “wahai dewa petir, aku yang berbicara kasar tapi kenapa biksu ini yang engkau sambar”.

Dewa petir menjawab “Bangsat..bidikanku meleset”.

Dikirim oleh: Paltzky

Telur Asin

Dari Wakakapedia, ensiklopedia humor bebas berbahasa Indonesia.

Suasana kelas di pagi hari itu sangatlah gaduh. Tiba-tiba kegaduhan itu berubah menjadi diam ketika datang seorang guru.

“Selamat pagi anak-anak!” sapa guru itu.

“Selamat pagi, Bu!”

Setelah mengabsen, guru yang diketahui bernama Ai Nikushimi itu bertanya pada murid-muridnya.

“Hewan apa yang bisa bertelur?”

“Ayam!” jawab Sena. Guru itu tersenyum.

“Burung,” sahut Riku tak mau kalah.

“Bebek,” begitupun dengan Juumonji.

“Puyuh,” Suzuna pun tak mau kalah.

Karena jawaban yang sudah disediakannya sudah dijawab oleh teman-temannya, Monta menjadi bingung.

“Err—asin Bu,” jawabnya setelah berfikir sejenak.

“Lho, kok asin?” guru itu pun heran.

“Iya Bu, karena paman saya yang baru saja pulang dari Indonesia suka bawa oleh-oleh telur, namanya telur asin.”

Dikirim oleh: Ryousuke

JANJI DOKTER


Dari Wakakapedia, ensiklopedia humor bebas berbahasa Indonesia.

Endog menemui dokter spesialis kelamin untuk berkonsultasi soal keluhannya.

“ Dok, saya punya masalah, tapi Dokter harus janji dulu untuk tidak tertawa yah?”

“Tenang. Saya janji tidak akan tertawa. Itu melanggar sumpah kedokteranku,” jawab dokter bersahaja.

Endog langsung menurunkan celananya, burungnya ternyata kecil sekali, mungkin diameternya hanya sebesar pensil 2B.

Melihat ‘barang’ yang hanya seadanya itu, dokter tak kuat menahan tawanya, dia tertawa terpingkal-pingkal, sampai berguling-guling dilantai.

Kira-kira lima menit, baru dia dapat mengendalikan emosinya. “Maaf Mas.
Hhh.. hh.. Saya kelepasan. Saya janji tidak akan tertawa lagi.

Nah, sekarang masalah Saudara apa ?” kata dokter, berjuang keras menyembunyikan sisa tawanya.

Janji Dok ya, dokter tidak akan tertawa lagi,” pinta Endog.

Karena merasa sudah mengingkari janji pada pasiennya, sang Dokter kembali
berjanji di depan Endog, “Baiklah saya tidak akan tertawa, kalau tertawa kamu
boleh pukul saya !” Endog mulai ngomong dengan nada sedih, “ Begini Dok, burung saya sudah tiga hari ini bengkak kayak begini…”

Dokter : “Wakakkakaka.. hahahhaha.. hihihi.. hahahha”

Endog :”Buk…Bux, buk”.

Loading